RADAR TEGAL – Sejak Januari hingga Desember 2022, penderita tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Tegal mencapai 3.858 kasus. Jumlah ini tergolong tinggi.
Tingginya kasus TBC di Kabupaten Tegal terungkap saat SSR Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Tegal menggelar press conference, Jumat 23 Desember 2022. Publikasi di salah satu hotel di Slawi itu digelar bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal mengungkapkan estimasi kasus TBC di Kabupaten Tegal mencapai 3.851. Hanya saja usai melakukan asesment, jumlahnya malah semakin melonjak menjadi 3.858 kasus.
“Penderitanya tidak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak. Jumlahnya sebanyak 669 anak,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Tegal, Ruszaeni.
Menurutnya, kasus TBC ini memang cenderung naik dari tahun ke tahun. Hal itu karena penularannya sangat mudah. Yakni melalu udara. Selain itu, penyebaran TBC tidak mengenal waktu.
Di musim hujan maupun kemarau, TBC berpotensi merajarela jika tidak secepatnya ditangani.
Karena itulah, pihaknya menghendaki agar SSR Mentari Sehat Indonesia maupun kader di desa melakukan asesment terhadap penderita TBC. Temukan kasus baru semaksimal mungkin dan cegah terjadinya drop out (DO) bagi penderita TBC.
Dia menjelaskan, DO adalah penderita TBC yang enggan berobat. Biasanya, karena tidak memiliki biaya atau alasan lainnya. Padahal untuk pengobatan TBC di puskesmas maupun rumah sakit, tidak dipungut biaya alias gratis.
Tidak hanya itu, penderita juga bisa mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah jika berasal dari keluarga tidak mampu.
“Prinsipnya, walau TBC merupakan penyakit berbahaya, tapi masih bisa disembuhkan. Maksimal penyembuhan sekitar 6 bulan,” ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal Achmad Jafar mengatakan, tahun 2023 mendatang, Pemkab Tegal akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,6 miliar untuk penanganan TBC. Sehingga kasus TBC dapat berkurang.
“Kasus TBC ini harus secepatnya ditangani. Karena di Indonesia terbanyak kedua kasus TBC di dunia. Yang pertama India,” tegasnya.
Sementara, SSR TBC Komunitas GF-ATM Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Tegal Abdul Ghofar Ismail, mengaku bakal melakukan asesment maksimal agar kasus TBC tidak meluas.
“Kasus TBC di Kabupaten Tegal memang tinggi. Dan ini harus dicegah. Kita akan melakukan asesment secara maksimal,” tukasnya. (*)